Translate

Selasa, 19 Februari 2013

Maraknya Kebudayaan Tawuran di Indonesia

                                            
                 Mendengar kata tawuran, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, bahkan tawuran bisa saja dijadikan salah satu budaya di negara kita ini negara kesatuan republik Indonesia. Segala bentuk permasalah yang tidak bisa diselesaikan dengan damai pasti diselesaikan dengan cara tawuran. Mungkin semua itu bisa saja karena pola pikir anak muda jaman sekarang belum berpikir kedepan hanya mengedepankan hawa nafsu saja yang mana tidak berpikir apa yang akan terjadi padanya kelak sebelum mereka melakukan tindakan tersebut yaitu tawuran.
                  Peserta dalam tawuran ini bukan saja dari kalangan siswa atau mahasiswa, dan juga masyarakat bahkan dari kalangan pejabat pun bisa jadi ikut serta dalam tawuran. Penyebab tawuran ini biasanya disebabkan oleh hal-hal sepele seperti masalah pribadi, rebutan cewe, kalah judi dan lain sebagainya. Budaya tawuran ini terjadi dikarenakan kurangnya bersosialisasi atau hubungan sosial dalam kehidupan sehingga hubunga sosial menjadi bermasalah dengan adanya tawuran.
                  Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah “ketidak selarasan antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial”. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan pada hubungan sosial  seperti kegoyaha dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial bisa dikategorikan menjadi empat kategori, antara lain:
1.      Faktor Ekonomi: Kemiskinan, penganguran, dll.
2.      Faktor Budaya: Percerayan, kenakalan remaja, dll.
3.      Faktor Biologis: Penyakit menular, keracunan makanan, dll.
4.      Faktor Psikologis: Penyakit syaraf,aliran sesat, dll.
                    Dari definisi di atas kita dapat menyimpulkan bahwasanya tawuran ini timbul karena kurangnya hubungan sosial. Melihat empat faktor di atas yang menjdai sumber permasalahn sosial, menurut saya yang dapat menimbulkan terjadinya tawuran yaitu faktor ekonomi dan faktor budaya.              Tawuran yang berada di kalangan masyarakat  terjadi karena faktor ekonomi. Semakin meluasnya pengangguran semakin pula meluasnya budaya tawuran, kenapa demikian? Orang yang tidak mempunyai pekerjaan otomatis pikirannya tidak terorganisir tidak tentu arah bingung harus berbuat apa sehingga emosinya tidak terkendali dan mudah marah. Berbeda dengan orang yang mempunyai pekerjaan, pikirannya akan terpokus pada pekerjaannya.
                    Sedangkan tawuran di kalangan siswa atau mahasiswa terjadi karena faktor budaya seperti yang tertera diatas yaitu disebabkan percerayaian atau broken home, yang mana posisi seorang anak di rumah seperti tidak dianggap karena kurangnya perhatian dari orang tua yang mengakibatan kejiwaan anak terganggu sehingga anak tersebut merasa prustasi yang ujung-ujung nya mudah emosi yang akibatnya mudah tergoda untuk melakukan tawuran yang mana  hanya sekedar untuk melepaskan beban pikirannya. Selain itu kenakalan remaja atau pergaulan bebas juga dapat menimbulkan tawuran karena kita juga tahu sendiri bagaimana pergaulan anak remaja jaman sekarang yang mana lebih memilih jalan kekerasan untuk menyelesaikan sebuah masalah.
                    Selain dua faktor tesebut, biasanya tawuran terjadi karena adanya dendam antar individu entah itu masalah pemalakan, bahkan yang mana masing-masing individu tersebut melibatkan banyak orang, tapi lebih parahnya, tawuran antar pelajar ini bisa terjadi karena masalah yang benar-benar sepele bisa jadi tindakan bodoh yang dilakukan para siswa seperti perayaan kelulusa UN (ujian nasional) yang mana mereka melakukan pawai keliling kota sambil sorak menyorak sacara bersamaan mereka bertemu dengan rombongan siswa sekolah lain yang baru lulus, dan mereka saling ejek yang akhirnya menimbulkan tawuran. Bukan kah hal tersebut tindakan yang bodoh?
                    Kembali ke pembahsan awal yaitu tawuran, ternyata budaya tawuran ini belum dapat dipecahkan di negara kita ini, itu menurut saya. Soalnya tawuran ini bukan lah persoalan yang mudah diselesaikan, orang yang terlibat dalam sebuah tawuran tidak lah sampai puluhan orang bisa mencapai ratusan bahkan ribuan. Untuk mencegahnya juga harus melibatkan banyak pihak. Dengan adanya tawuran orang merasa tidak aman apabila bepergian.
                    Banyak sekali kerugian yang ditimbulkan dari tawuran seprti banyak pasilitas warga yang rusak, rasa tidak aman, bahkan sampai kehilangan nyawa. Apabila kita pikirkan, kenapa harus dengan jalan tawuran selagi ada jalan musyawarah, sebenarnya tawuran antar siswa atau mahasiswa ini bisa ditanggulangi dengan adanya penbelajaran nilai yang mana guru di kelas tidak hanya mengajar tapi juga harus mendidik. Sebagai contoh, apabila kita melihat film The Dangerous Mind kita bisa melihat bagaimana seorang guru yang membingbing siswanya yang super bandel dan tidak menghormatinya, yang akhirnya muridnya menghormatinya bahkan rasa toleransi antar sisiwa pun tumbuh pada diri mereka.
                    Apabila cara pembelajaran yang digunakan dalam film tersebut diterapkan di Indonesia, mungkin budaya tawuran akan terhambat kerena cara pembelajaran seperti itu menurut saya sangat efektif apabila diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini. Selain itu, peranan orang tua di rumah juga harus diperhatikan karena keluarga adalah faktor utama dalam membangun karakter atau pribadi seorang anak. Dan juga orang tua merupakan guru pertama bagi anaknya, karena pertumbuhan anak dari bayi sampai dewasa bagaimana didikan orang tua, seorang anak akan memjadi baik apabila dididik dbaik dari kacil begitu juga sebaliknya.
                    Jangan sampai peranan orang tua menjadi sosok yang menakutkan bagi anaknya kareana hal tersebut akan menyebabkan rasa takut bagi sang anak yang akhirnya sang anak lebih baik jauh dari orang tua dan terjerumus pada pergaulan bebas karena kurangnya perhatian dari orang tua yang ujung-ujung nya kembali pada budaya tawuran. Oleh karena itu peranan keluarga atau orang tua sangatleh penting bagi kepribadian seorang anak.
                    Bagaimana kalau orang yang terlibat dalam tawuran itu adalah masyarakat bukan lah para siswa? Mungkin menurut saya semua itu seperti yang telah saya kemukakan di atas karena faktor ekonomi, karena susahnya mendapatkan pekerjaan sehingga para pengangguran kebingungan tak tentu arah. Tapi alangkah lebih baiknya kalau pihak pemerintah membangunn sebuah lembaga atau lapangan pekerjaakerja supaya pengangguran di Indonesian ini menipis, sehingga orang-orang akan sibuk pada pekerjaannya dan budaya tawuran ditinggalkannya.
                    Mungkin dari tulisan diatas saya dapat menyimpulkan bahwasanya tawuran bisa terjadi karena adanya kesenggangan sosial yang mana bisa menimbulkan permasalahan sosial yang berdampak keorganisasian masyarakat terganggu dan menimbulkan perpecahan (tawuran).  Selain itu pendidikan juga bisa menjadi tolak ukur karakteristik para pelajar apabila pembelajaran nilai diterapkan dalam dunia pendidikan, dan juga peranan keluarga sangat berpengaru bagi kepribadian seorang anak karena yang namaya keluarga merupakan tempat bernaung anak-anak apabila mempunyai masalah.

Reference
godama64. 2008. Pengertian masalah sosial dan macam-macam masalah sosial dalam masyarakat. Kategori sosiologi. Disediakan di:
Film The Dangerous Mind.
Permana Dodi. 2010. Peranan orang tua bagi anak. Disediakan di: (http://dodypp.blogspot.com/2010/09/peran-dan-fungsi-orang-tua-dalam.html) dikutip tanggal 15-12-12 pukul 14:15PM.
Tawuran pelajar. 2009. Aspek-aspek yang menimbulkan tawuran. Disediakan di: